BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran bimbingan dan konseling dapat dilakukan
secara efektif dan efisien, maka sebagai pengajar harus berwawasan tentang
pembelajaran ini dan mengetahui betapa pentingnya memahami fungsi bimbingan dan
konseling. Karena proses pendidikan bukanlah proses pengembangan dari segi
intelektual saja melainkan seluruh segi kepribadian anak didik. Dengan adanya
BK maka dengan pembimbing akan mudah mengenali anak didik dengan pendekatan
secara langsung. Bimbingan dan konseling akan membantu tumbuh kembang anak.
Karena bimbingan merupakan salah satu kegiatan pendidikan disamping pengajaran
dan latihan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Definisi dari Bimbingan dan Konseling?
2.
Apa ciri-ciri Anak Usia Dini?
3.
Bagaimana Peran guru sebagai pembimbing pada Anak Usia
Dini?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Agar anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang
cerdas
2.
Agar anak bisa memecahkan masalah yang akan
dihadapinya.
3.
Membantu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
sekolah dan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan sering dikaitkan dengan kata konseling atau
penyuluhan. Yang diambil dari bahasa Inggris “Guidance and Conseling”. Namun
perlu diingat bahwa tidak semua bentuk bantuan adalah bimbingan.
Sesuai dengan pendapat para ahli yang mengemukakan
definisi bimbingan dan konseling sesuai pendapatnya di bawah ini :
- Bimbingan berarti proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar individu tersebutdapat memahami dirinya sendiri sehingga dia secara wajar sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kehidupan pada umunya (Natawijaya R:1987).
- Bimbingan dan konseling dapat diartikan bantuan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri (M. Surya,1988:45).
B.
Ciri-ciri Anak Usia Dini
Sebagai pendidik anak usia dini, kita harus mengetahui
siapa anak dan tentang ciri-ciri anak yang kita didik. Anak pada masa dini
memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut (Kartini-Kartono,1986):
1)
Bersifat egoistris naïf
Seorang anak yang memiliki sifai ini, akan memandang
dunia luar dari pandangannya sendiri dengan pengetahuan dan pemahamannya serta
dibatasi oleh perasaan dan fikioran yang sempit.
Contoh : Rizky anak yang berusia 2 tahun, dia bermain dengan teman yang
seusianya mereka berebut mainan dan temannya menangis. Hal ini terjadi karena
temannya tersebut ingin bola milik Rizky. Ibunya menengahi masalah tersebut
dengan memberikan bola lain, tetapi anak itu tidak mau dan terus menangis.
Dengan cerita di atas bisa disimpulkan bahwa anak
seusia Rizky hanya memandang sesuatu dari pikiran dan keinginan yang berbeda
yang dia tahu. Hanya keinginannya harus terpenuhi. Sifat ini selalu dialami
oleh anak dalam proses perkembangan.
2)
Relasi sosial yang primitive
Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat
memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan social sekitarnya.
Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan kondisi orang
lain selain dirinya. Pada usia ini anak hanya memiliki minat pada benda-benda
dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya.
Contoh : Yaya anak TK, setiap hari Yaya membawa bekal makanan dan
temannya murung karena tidak membawa bekal tapi Yaya dengan enaknya memakan
bekalnya tanpa peduli dengan teman disampingnya. Dengan melihat kondisi itu
guru mengajak anak-anak untuk membagi bekal mereka kepada teman yang tidak
membawa.
Cerita di atas kita bisa memahami bahwa anak masih
menganggap bahwa orang lain sama dengan dirinya. Pada kondisi ini anak harus
dibimbing bagaimana memahami kondisi orang lain dan mau berbagi dengan orangt
lain.
3)
Kesatuan jasmani dan rohani
Pada kondisi di atas anak belum membedakan keduanya.
Anak mengekspresikan segala sesuatu yang dirasakan secara terbuka.
Contoh : Aulia seorang anak berusia 3 tahun sedang bermain dengan
temannya dan temannya berbuat licik. Ekspresi kekesalan Aulia tidak hanya
ditunjukkan dengan mengeluarkan air mata namun dengan suara keras.
4)
Sikap hidup yang fisiognomis
Anak yang bersifat ini secara langsung akan memberikan
peryataan yang dihayatinya. Pada kondisi ini pemahaman anak masih menyatu antara
jasmani dan rohani.
Contoh : Via anak 3,5 tahun sedang bermain boneka, dia memegang kepala
boneka dan berbicara sendiri “Kamu kenapa?, Sakit ya?, Saya kasih obat ya biar
sembuh”.
Sebenarnya pada saat itu anak berimajinasi bahwa dia sedang berbicara dengan
orang lain dan mereka menganggap bahwa boneka sama dengan dirinya yang dapat
mendengar dan berbicara.
C.
Peran Guru sebagai Pembimbing pada Anak usia Dini
Guru atau pendamping anak usia dini adalah pembimbing
yang selau menjadi panutan anak didik. Proses pembelajaran sangat didominasi
oleh peran serta guru. Dan harus menguasai berbagai kemampuan untuk memberikan
layanan, selalu mengembangkan pengetahuan sehingga tidak ketinggalan informasi
dan perubahan. Guru harus menerapkan tingkah laku yang baik dalam
kesehariannya, selalu menjadi inspirator bagi anak didiknya. Berperan sebagai
pembimbing untuk menjadikan anak didik berkembang secara optimal dan mendorong
anak untuk aktif dan kreatif. Selalu memberikan pengetahuan yang mudah diserap
dan mudah diingat. Karena sesuatu yang menjadi memori yang sulit terlepas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Dalam lingkup sekolah bimbingan konseling menempati
posisi penting dalam membentuk kepribadian anak.
2.
Dengan konsep yang terkandung dalam bimbingan dan
konseling anak didik diharapkan mampu mengatasi setiap masalah.
3.
Pembimbing yang memahami konseling akan mudah
menjalankan tugasnya.
B.
Saran
1.
Sebagai pembimbing kita harus memberikan sesuatu yang
mudah diserap.
2.
Bimbingan dan konseling sangat mendukung dalam
perkembangan potensi anak.
3.
Peran serta orang tua sangat membantu dalam proses
bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Makmun M.A, Prof. DR. H. Abin Syamsudin.
Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Muawanah, S. Ag, M. Pd. Rifa Hiodayat,
S. Ag, S. Psi, M. Si, Psi. Bimbingan Konseling. Bumi Pustaka.
Syaodih, Ernawulan, Mubair
Agustin.2008. Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas
Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar