Senin, 12 September 2011

Konseling


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pembelajaran bimbingan dan konseling dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka sebagai pengajar harus berwawasan tentang pembelajaran ini dan mengetahui betapa pentingnya memahami fungsi bimbingan dan konseling. Karena proses pendidikan bukanlah proses pengembangan dari segi intelektual saja melainkan seluruh segi kepribadian anak didik. Dengan adanya BK maka dengan pembimbing akan mudah mengenali anak didik dengan pendekatan secara langsung. Bimbingan dan konseling akan membantu tumbuh kembang anak. Karena bimbingan merupakan salah satu kegiatan pendidikan disamping pengajaran dan latihan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi dari Bimbingan dan Konseling?
2.      Apa ciri-ciri Anak Usia Dini?
3.      Bagaimana Peran guru sebagai pembimbing pada Anak Usia Dini?
C.     Tujuan Pembahasan
1.      Agar anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang cerdas
2.      Agar anak bisa memecahkan masalah yang akan dihadapinya.
3.      Membantu untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah dan masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan sering dikaitkan dengan kata konseling atau penyuluhan. Yang diambil dari bahasa Inggris “Guidance and Conseling”. Namun perlu diingat bahwa tidak semua bentuk bantuan adalah bimbingan.
Sesuai dengan pendapat para ahli yang mengemukakan definisi bimbingan dan konseling sesuai pendapatnya di bawah ini :
  1. Bimbingan berarti proses pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar individu tersebutdapat memahami dirinya sendiri sehingga dia secara wajar sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kehidupan pada umunya (Natawijaya R:1987).
  2. Bimbingan dan konseling dapat diartikan bantuan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri (M. Surya,1988:45).
B.     Ciri-ciri Anak Usia Dini
Sebagai pendidik anak usia dini, kita harus mengetahui siapa anak dan tentang ciri-ciri anak yang kita didik. Anak pada masa dini memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut (Kartini-Kartono,1986):
1)      Bersifat egoistris naïf
Seorang anak yang memiliki sifai ini, akan memandang dunia luar dari pandangannya sendiri dengan pengetahuan dan pemahamannya serta dibatasi oleh perasaan dan fikioran yang sempit.
Contoh : Rizky anak yang berusia 2 tahun, dia bermain dengan teman yang seusianya mereka berebut mainan dan temannya menangis. Hal ini terjadi karena temannya tersebut ingin bola milik Rizky. Ibunya menengahi masalah tersebut dengan memberikan bola lain, tetapi anak itu tidak mau dan terus menangis.
Dengan cerita di atas bisa disimpulkan bahwa anak seusia Rizky hanya memandang sesuatu dari pikiran dan keinginan yang berbeda yang dia tahu. Hanya keinginannya harus terpenuhi. Sifat ini selalu dialami oleh anak dalam proses perkembangan.
2)      Relasi sosial yang primitive
Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan social sekitarnya. Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya dengan kondisi orang lain selain dirinya. Pada usia ini anak hanya memiliki minat pada benda-benda dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya.
Contoh : Yaya anak TK, setiap hari Yaya membawa bekal makanan dan temannya murung karena tidak membawa bekal tapi Yaya dengan enaknya memakan bekalnya tanpa peduli dengan teman disampingnya. Dengan melihat kondisi itu guru mengajak anak-anak untuk membagi bekal mereka kepada teman yang tidak membawa.
Cerita di atas kita bisa memahami bahwa anak masih menganggap bahwa orang lain sama dengan dirinya. Pada kondisi ini anak harus dibimbing bagaimana memahami kondisi orang lain dan mau berbagi dengan orangt lain.
3)      Kesatuan jasmani dan rohani
Pada kondisi di atas anak belum membedakan keduanya. Anak mengekspresikan segala sesuatu yang dirasakan secara terbuka.
Contoh : Aulia seorang anak berusia 3 tahun sedang bermain dengan temannya dan temannya berbuat licik. Ekspresi kekesalan Aulia tidak hanya ditunjukkan dengan mengeluarkan air mata namun dengan suara keras.
4)      Sikap hidup yang fisiognomis
Anak yang bersifat ini secara langsung akan memberikan peryataan yang dihayatinya. Pada kondisi ini pemahaman anak masih menyatu antara jasmani dan rohani.
Contoh : Via anak 3,5 tahun sedang bermain boneka, dia memegang kepala boneka dan berbicara sendiri “Kamu kenapa?, Sakit ya?, Saya kasih obat ya biar sembuh”.
Sebenarnya pada saat itu anak berimajinasi bahwa dia sedang berbicara dengan orang lain dan mereka menganggap bahwa boneka sama dengan dirinya yang dapat mendengar dan berbicara.
C.     Peran Guru sebagai Pembimbing pada Anak usia Dini
Guru atau pendamping anak usia dini adalah pembimbing yang selau menjadi panutan anak didik. Proses pembelajaran sangat didominasi oleh peran serta guru. Dan harus menguasai berbagai kemampuan untuk memberikan layanan, selalu mengembangkan pengetahuan sehingga tidak ketinggalan informasi dan perubahan. Guru harus menerapkan tingkah laku yang baik dalam kesehariannya, selalu menjadi inspirator bagi anak didiknya. Berperan sebagai pembimbing untuk menjadikan anak didik berkembang secara optimal dan mendorong anak untuk aktif dan kreatif. Selalu memberikan pengetahuan yang mudah diserap dan mudah diingat. Karena sesuatu yang menjadi memori yang sulit terlepas.
 


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Dalam lingkup sekolah bimbingan konseling menempati posisi penting dalam membentuk kepribadian anak.
2.      Dengan konsep yang terkandung dalam bimbingan dan konseling anak didik diharapkan mampu mengatasi setiap masalah.
3.      Pembimbing yang memahami konseling akan mudah menjalankan tugasnya.
B.     Saran
1.      Sebagai pembimbing kita harus memberikan sesuatu yang mudah diserap.
2.      Bimbingan dan konseling sangat mendukung dalam perkembangan potensi anak.
3.      Peran serta orang tua sangat membantu dalam proses bimbingan dan konseling.







DAFTAR PUSTAKA

Makmun M.A, Prof. DR. H. Abin Syamsudin. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Muawanah, S. Ag, M. Pd. Rifa Hiodayat, S. Ag, S. Psi, M. Si, Psi. Bimbingan Konseling. Bumi Pustaka.
Syaodih, Ernawulan, Mubair Agustin.2008. Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar